Pages

Thursday, February 11, 2010

cintakah ini

Kerlip pendaran warna yang terpancar dari lampu-lampu sebuah kota terlihat dikejauhan di dataran rendah yang tertangkap oleh pandangan mata Putri. Kaki berbalut selop biru muda itu berdiri di atas hamparan rumput hijau kekuningan akibat dari timpaan sinar matahari pada siang hari.
Segelas mug berisi coklat panas dengan kepulan uap air panas ada digenggamannya menghangatkan telapak tangan Putri yang merasakan hawa dingin tengah malam itu.
Putri termenung memandangi warna warni lampu yang terlihat bagaikan permata berkelip sehamparan sudut mata kanan ke kirinya, indah nian warna warninya sebanding terbalik dengan warna awan kelabu yang tengah menutup merah hatinya.
Didekapnya mug hangat itu mendekati hatinya, ingin dia menguapkan awan kelabu dilingkaran hatinya bersamaan dengan membubungnya uap coklat panas di dalam mug.

'Terima kasih ya kamu bersedia menerima kado istimewaku', ucapan dengan senyum manis keluar dari mulut Rio ditambah dengan kecupan mesra di kening Putri. Keduanya tengah berbaring diselimuti bed cover hijau daun di dalam ruang tidur di sebuah rumah peristirahatan milik keluarga Rio. Rumah peristirahatan yang dijaga oleh seorang pak tua penduduk dari desa sekitar dan hanya pada hari libur ramai oleh kedatangan keluarga besar Rio.
Lebih sering rumah peristirahat bertingkat dua ini senyap diketinggian bukit yang tidak jauh letaknya dari kota Semarang.
Putri dan Rio keduanya mahasiswa Universitas Diponegoro semestar enam yang tengah menjalin asmara tepat dua tahun di malam itu.
Putri hanya bisa tersenyum mendengar ucapan manis dari Rio di tengah rasa redam hatinya mengingat peristiwa beberapa saat yang lalu.

Di tengah lamunannya memandangi kerlip lampu dikejauhan, Putri teringat ucapan Rio siang tadi pada saat mereka berdua selesai mengikuti mata pejaran terakhir di hari itu.
'Yang kamu ingat kan hari ini pas dua tahun kita menjadi pasangan terserasi di kampus ini, hehehe. Aku ingin memberimu kado istimewa bukti dari cintaku padamu'.
'Ooh yaa, apa itu kak?', nada penasaran terdengar jelas di suara Putri.
'Sabar yaa nanti malam kamu akan tahu. Ok? Setuju ya Yang'. Hanya itu jawaban Rio mendengar pertanyaan Putri.

Sore tadi keduanya sudah berdandan cantik dan tampan masing-masing ingin menyenangkan pasangannya di hari istimewa mereka.
Putri sudah sering mendengar cerita dari Rio mengenai rumah peristirahatan keluarga di daerah Bandungan, daerah perbukitan yang tidak jauh dari kota Semarang, tapi baru kali ini Putri melihat sendiri indah dan nyamannya rumah perisirahtan keluarga Rio.
Seorang pak tua menyambut dengan santun kedatangan mereka. Pak tua menyerahkan kunci rumah ke Rio dan meninggalkan mereka berdua di teras depan rumah yang luas. Putri memandang hijaunya daerah sekitar yang masih penuh dengan perdu dan tanaman liar. Tetangga terdekatnya terlihat beratus meter dari hamparan luas tanah tempat rumah peristirahatan itu tegak berdiri.

Aaah Putri tidak sanggup mengingat peristiwa selanjutnya sesudah mereka memasuki rumah itu.
Putri hanya mampu mengingat rasa hatinya sesudah semuanya terjadi.
'Betulkah, beginikah bukti dari saling mencintai? Sucikah cinta kita sesudah peristiwa yang diluar dugannya ini?
Iya kuakui gelora hasrat begitu pandai dipermainkan Rio yang betul-betul menghanyutkan pikiran sadarnya. Sungguh nikmat permainan jemari ditimpali cumbuan bibir Rio, aku tidak merasakan kesangsian pada waktu itu. Aku terperangkap dalam pusaran keinginan birahi kami'.
Tetapi, begitukah pembuktian dari rasa cinta kita? Awan kelabu masih menyelimuti hati Putri.

13 comments:

ami said...

wiuuh, sahabat2ku sepertinya ini cerpen tersingkatku diantara beberapa cerpenku yang selalu singkat hehe. bukan keterpaksaan tapi keinginanku untuk memenuhi komitmen pada diriku sendiri untuk menulis cepren seminggu sekali, whatever jadinya, aku berusaha duduk, konsentrasi dan mengetik cerpen. hari2 ini kegiatanku agak padat, ngga ada waktu untuk termenung-menung mengulur-ulur ceritaku :D.
maaf yaaa apabila kurang gregetnya.
salam

keisa said...

mbak Ami, singkat yang penting isinya dapet kan mbak...enak bacanya jadinya :-)

ternyata saya ambil hari mbak Ami ya, tadi sebelum pulang perpustakaan, saya posting kelingking si emmanuelly.

mbak, untung saya gak nyebut nama yang sama..karna tadi hampir mau kasi nama "Rio" juga di cerpen saya...

ya, cerpen mbak berkaitan dengan, Rio, dua tahun, dan tempat peristirahatan itu dalam kenyataannya. jangan2 cerpen mbak, diangkat dari kisah beneran lagi..:D

ok..selamat beraktivitas ya mbak, saya pamit tidur dulu :-)

ami said...

keisa, yuuk berbagi hari kamis. boleh dua cerpen di hari yang sama.
wah aku ngga ngerti kalau ada yang mengalami cerita seperti ini, tapi ini khayalanku aja mengingat pesan mama waktu aku mulai pacaran, 'jaga kehormatanmu'. begituuu :D

keisa said...

iya mbak, saya dapet pesan ceritanya.

Oh gitu mbak, dua cerita ya...hihihi...maen nyolong dan nabrak aja saya postingnya :D

ops...tempat peristirahatan maksudku bukan apa yang mereka lakukan loh mbak...murni tempatnya :-)

tadi ampe kepikir, koq mbak Ami bisa lengkap deskripsiin, nama "Rio", dua taon, tempat peristirahatan di puncak. saya jadi sempet mikir :D

Irene said...

Bagus,Mi..hebat euy,sibuk juga jadi nih....aku yg gak bisa jadi tuh...

Indah said...

Amii.. bikin penasaraaann.. apa yang bakal terjadi dengan hubungan Putri ma Rio?

Apa hubungan mereka berlanjut ke pernikahan? Atau Putri hamil sebelon menikah?

Btw, kenapa yaa.. pasti cowok dhe yang membujuk rayu buat membuktikan cinta dengan cara berhubungan intim walau belon nikah.

Ehh.. tapi tungguu..

Aaah Putri tidak sanggup mengingat peristiwa selanjutnya sesudah mereka memasuki rumah itu.

Aaahh.. Putri aja ngga sanggup mengingat peristiwa yang terjadii.. gimana cara gua tau sebenernya ada kejadian apaan seeh di malam ituu?! Ahahahaha :D

*psstt.. Amii, kasih bocoran donks, sebenernya apa yang terjadi sih? Hihihihi ^o^*

ami said...

@ren, lama2 kamu pasti bisa juga, sabar ya :)
@yaaa indah, coba deh dibayangin sendiri aja :D atau kayaknya aku mesti minta bantuan eka mami ya untuk nyeritain bagian 'itu'nya :D

Winda Krisnadefa said...

wuuuiiih, cerpen tersingkat mbak ami, tapi so far, terpanas...hehehehee...aku suka nih...btw, eka skunyos, bikin cerita panas lagiiii...ayooo...wkwkwkwk*provokator*

liecita said...

si rio nanti tinggalin putri ga mba Ami? setelah dpt apa yg dia mau...hehehe...penasaran.com

ami said...

win hangat menuju, panasnya eka mami aja yang terusin hehehe
yulie, kasian yaaa kalau putrinya ditinggalin :(

Ceritaeka said...

Heeemmmm...
jadi mereka ML ya mbak? ^_^

*komenku ceplas ceplos yaaa hahaha

- said...

Mbak Ami. Luar biasa! Berapa lama menulisnya? Astaga... Seperti ini, pernah mengaku menulis itu sulit? eka sari tidak percaya pernyataan itu lagi.

Milla Widia N said...

wohoohohoo... panasss panasss hihi...
hasrat sesaat, sesal seumur hidup nich