Udara dingin menyeruak ke dalam ruangan tidur kami. Ruang tidur yangberperan ganda sebagai peraduan dan saksi bisu. Ruang ini adalah kawan gelak tawa saat gurau suami terlontar meredakan rajukku. Ruang ini merupakan saksi derai airmata, saat keinginan dan kenyataan tak berjalan seiringan. Ruangan ini jugalah yang meredam lenguh cumbu mesra sepasang anak manusia - catat: sudah halal !
Seiring hawa sejuk yang merasuk tulang, kupandangi wajah belahan jiwa yang terlelap dalam manis buaian mimpi. Semakin kupandangi semakin aku mengakrabi perasaan ini lebih dalam: aku mencintainya. Bola mataku tertuju ke jam meja di sisi tempat tidur, manakala beker futuristik hadiah kuis di TV itu melakukan tugasnya dengan baik: berdering nyaring. Tanda buatku memulai aktifitas. Ku alihkan pandang. Kudapati sang pangeran membuka matanya pelan, kemudian tersenyum lembut melihatku. Aaah perasaan ini manis, semanis madu. Ia beranjak pasti menuju sudut ruangan. Dengan tangan kokohnya menyambar kayu coklat berbentuk aduhai. Elok lekuk tubuhnya. Sementara jenjang lehernya dihiasi enam utas tali yang terlihat rapuh namun memiliki kekuatan luar biasa. Baru kemudian aku tahu tali itu mempunyai merek ! d’addario.
Dipangkunya sang gitar Spanyol yang oleh pembuatnya diberi nama: Prudencio Saez. Kemudian perlahan ia mengecup keningku dan berbisik lembut, “Kita awali hari ini dengan doa, kali ini kamu pilih lagu pujiannya”
Aku mengganguk dan bersyukur. Fajar menjelang di ufuk timur. Dan aku disini. Menikmati denting indah dawai gitarmu dalam peluk hangat cintamu.
Seiring hawa sejuk yang merasuk tulang, kupandangi wajah belahan jiwa yang terlelap dalam manis buaian mimpi. Semakin kupandangi semakin aku mengakrabi perasaan ini lebih dalam: aku mencintainya. Bola mataku tertuju ke jam meja di sisi tempat tidur, manakala beker futuristik hadiah kuis di TV itu melakukan tugasnya dengan baik: berdering nyaring. Tanda buatku memulai aktifitas. Ku alihkan pandang. Kudapati sang pangeran membuka matanya pelan, kemudian tersenyum lembut melihatku. Aaah perasaan ini manis, semanis madu. Ia beranjak pasti menuju sudut ruangan. Dengan tangan kokohnya menyambar kayu coklat berbentuk aduhai. Elok lekuk tubuhnya. Sementara jenjang lehernya dihiasi enam utas tali yang terlihat rapuh namun memiliki kekuatan luar biasa. Baru kemudian aku tahu tali itu mempunyai merek ! d’addario.
Dipangkunya sang gitar Spanyol yang oleh pembuatnya diberi nama: Prudencio Saez. Kemudian perlahan ia mengecup keningku dan berbisik lembut, “Kita awali hari ini dengan doa, kali ini kamu pilih lagu pujiannya”
Aku mengganguk dan bersyukur. Fajar menjelang di ufuk timur. Dan aku disini. Menikmati denting indah dawai gitarmu dalam peluk hangat cintamu.
14 comments:
Heemmm pengennya membuat lanjutan cerpen minggu lalu, namun sedang terlilit kesibukan didunia nyata.. jadi gak bisa nulis sequel yg kmrn deh...
Maaf yah...
Mami... Tolong katakan kalau ini ada lanjutannya. Dan akan kau post minggu depan. Karena saya penasaran setengah mati!
Eka, berasa banget indahnya menyanyikan pujian bersama2 saat memulai hari :)
Selamat pagi. Selamat beraktivitas ya.
Ka... masih terasa kagetnya dibangunin weker nya itu lho..hihihi...
Aahh.. so sweet, Kaa.. jadi tadi pagi nyanyi lagu apa nih? ;)
cerita sate neh...
'saat teduh'..hehehe...kereeeennn...
eka mami, huhuhu mesraaa banget sih. he eh aaah ada lanjutannya yaaaa
besok kamiiiiis !!
Ruangan ini jugalah yang meredam lenguh cumbu mesra sepasang anak manusia - catat: sudah halal !
hahahaaa...biarpun kepepet, ciri khas nggak ketinggalan ya, mam....hihihihihi....lanjutin dooong....
@Eka-Chan: ada lanjutannya.. akan saya kolaborasikan dengan rangkaian cerpen yg kemaren :) tunggu aja minggu depan. Silahkan kaget :P
@mbak G: mengawali hari dengan doa benar2 beda rasanya :)
@Irene: hihi iya wekernya kenceng bgt mbak :p
@Indah: pujiannya tuh Saat pagi hari ku menyembahMU :)
@Lie: hihihi Sate pagi2 hehehe
@mbak Ami: lanjutannya minggu depan yaaa
@Winda: hahaha.. udh trade mark gue tuh.. posyingan boleh rada religi tapi teuteeep dunk nakal2 dikit hihihi ;)
bangun pagi,saat teduh..wooww..
Romantis banget... ditunggu lanjutannya ya
siapa kira2 temen sate yang bisa seperti itu ya Ka? :D
sepp...indah memulai hari kalo diawali dengan senyum di pagi hari dan sate tentunya...:-)
kemaren ada baca ceritamu deh Ka, bukan disini ya...*nyari2*
wah..... hidup baru dan nafas baru yang dimulai dengan doa dan pujian bersama sungguh jarang terjadi....
berbahagialah
@Ika@ MM : terima kasih komentarnya :)
Post a Comment