Pages

Sunday, December 20, 2009

jantan dan sendiri




20 desember 2009

12.55pm

Tangan jadi gatel banget ingin ngetik pada saat membaca postingan G *maapin ya G kenapa ya postinganmu suka menggelitik aku untuk mengomentari dengan agak panjang L* . Ada 2 hal bahan komen yang ingin aku sambung, yaitu mengenai selingkuh dan derajat perempuan single.

Yang selingkuh dulu. Konon katanya –dan memang iya ahhh-, sekelompok binatang, hanya butuh satu –only one- binatang jantan dan beberapa malahan puluhan binatang betina untuk bisa menjaga komunitasnya –sebagian besar jenis, tidak semua-. Manusia adalah makhluk hidup, binatang yang berakal. Nah loooo, jangan kaget deh kalau para lelaki yang tidak bisa mengendalikan nafsunya berakibat membutuhkan perempuan lebih dari satu. Sifat kebinatangannya tetap ada kecuali jika si laki2 sadar dan mengendalikannya karena memiliki pikiran dan akal budi. Masak kita kalah dengan penguin atau angsa ??? binatang yang hanya mengandalkan insting tetapi bisa memiliki hanya satu pasangan.

Jadiiii lagi2 nih tugas para ortu yang memiliki anak laki2 untuk sejak dini terserah bagaimana caranya, mengajarkan dan menanamkan untuk selalu mengendalikan nafsu kebinatangannya.

So, jelas dong bukan salah kita –perempuan- kalau para lelaki seperti itu. Naaa yang sulit nih, menemukan laki2 yang dengan kesadarannya menyadari bahwa dia adalah makhluk hidup manusia, bukan binatang, kemudian mengendalikan nafsunya itu agar cukup dengan satu perempuan saja. Ituuuu yang sulittt L

Kemudian mengenai perempuan single. Menurut aku, kita mau sendiri, berpasangan, punya anak, ngga punya anak, adalah pilihan. Memang ada ajaran yang mengatakan bahwa fitrah manusia itu berpasangan. Hlah tapi kalau merasa lebih nyaman sendiri, apa iya sih harus dipaksakan untuk berpasangan. Kan katanya tujuan hidup adalah menemukan kebahagiaan. Katanya sih, kebahagiaan tidak dapat dicari di luar diri, kebahagiaan ada di dalam diri. Jadi ngga ada hubungannya dengan sendiri atau berpasangan.

Mengenai derajat perempuan single lebih rendah dari yang tidak single, hlo dangkal amat yang mengatakan seperti itu. Bagaimana dengan Oprah, dia single tapi dia mengatakan bahwa di dunia ini dia adalah perempuan yang memiliki anak paling banyak, karena dia menganggap seluruh anak2 dari manapun –terutama dari Afrika- adalah anaknya. Nah looo. Dia juga membantu orang begitu banyak. Aku rasa derajat ke-hati-an dia jauh lebih tinggi dari pada presiden negara adi kuasa yang hanya mementingkan bisnis minyaknya sehingga dengan segala cara menghancurkan negara lain. Bagaimana ??

Di dalam blog pribadiku aku pernah menulis mengenai istilah 'pemberdayaan perempuan'. Aku sering merasa geram dengan istilah tersebut yang menurut aku istilah itu merendahkan derajat kita kaum perempuan. Kalau penasaran, silahkan klik di sini.

11 comments:

Miss G said...

Yups! Menjadi tugas para ibu dan ayah untuk sama-sama meluruskan pandangan2 yang salah dan membentuk pola pikir yang proporsional pada anak2nya.

Ttg lebih rendahnya pandangan terhadap para single, hmm... walaupun menjengkelkan, namun hal itu terjadi. Para single adalah bagaikan orang kidal yang hidup ditengah2 masyarakat yg semuanya pengguna tangan kanan, hehehe... dianggap out of place atau agak aneh. Mengapa? Karena kita memang hidup di dunia yang berpasangan. Dan dunia yg berpasangan adalah hal yg selain ideal, juga sangat sangat sangat perlu untuk kelangsungan hidup umat manusia. Karena itu saya pikir adanya penolakan psikologis secara sadar atau tak sadar terhadap "single" dikarenakan status atau kondisi tersebut bertentangan dengan insting kelangsungan hidup atau regenerasi umat manusia.

ami said...

saya bisa merasakan 'ketidakenakan' single karena saya kidal hehehe, yang hidup di bumi indo dengan orang kebanyakan masih menganggap segala sesuatu dengan cap kiri adalah tidak baik. malahan si kecil menjadi korban dari sekolah berbasis agama yang memaksakan menulis menggunakan tangan kanannya dimana semenjak lahir si kecil sudah terlihat jelas bahwa dia kidal. nasib kalau gitu ya G hahaha

- said...

Mbak Ami, saya kok tidak sanggup menahan ketawa setiap kali ketemu kata "kebinatangan" dalam tulisan Mbak Ami.

Menjadi single, hanya berat di budaya tertentu saja. Salah satunya di Indonesia. Sementara di Jepang dan Amerika, tidak ada masalah. Sementara di India, menjadi janda malah dianggap jauh lebih laknat ketimbang perempuan yang tidak menikah. Janda pada komunitas tertentu di India bahkan dikucilkan dan tidak lagi berhak menggunakan pakaian berwarna.

liecita said...

ga berani komment...uda pembahasan tingkat tinggi..hehehehe..

ami said...

@eka, hihihi aku baca lagi tulisanku jadi ketiwi2 juga.
@iie, hlo ngga di puncak gunung kok waktu nulis itu hehehe. yoook komen ie, apapun komennya pasti nambah wawasan teman2

Ceritaeka said...

udah baca artikelnya mbak Ami yang di WP :)


Btw mbak... disini kenapa perumpamaannya cuma lelaki yang selingkuh dan perlu diajari ibunya ya? Bukannya skr perempuan itu juga banyak yg selingkuh? Dan tetep siy buatku, mau laki, mau perempuan, gak ada pembedaan atau pembenaran krn gender. Selingkuh ya selingkuh aza...

Indah said...

Naaa yang sulit nih, menemukan laki2 yang dengan kesadarannya menyadari bahwa dia adalah makhluk hidup manusia, bukan binatang, kemudian mengendalikan nafsunya itu agar cukup dengan satu perempuan saja. Ituuuu yang sulittt L

Ahahaha.. ahahaha.. now I know kenapa gua selalu "menyalahkan" wanita dalam kasus selingkuh, hihihi..

Karena secara ngga sadar gua rasa dalam pikiran gua udah ketanam "image" kalo lelaki itu seperti kucing, huahahahaha..

Kucing yang ibaratnya lagi mengigit ikan segar di mulutnya tapii tetap aja ketika mencium harum ikan asin, dia akan bergerak ke arah ikan asin itu and mungkin malah ngga nyadar udah melepaskan ikan segar yang udah ada dalam "genggamannya" :p

That is whyy.. wanita harus punya kendali diri yang lebih kuat terhadap godaan karena lelaki pada dasarnya itu lemah, mereka aja yang suka sok kuat and menganggap diri mereka kebal terhadap godaan, huahahahaha..

It takes two to tango, I know.. yang artinya kesalahan mustinya ada di dua belah pihak, huehehe..

liecita said...

hehehe...sebenernya aku aga2 sensi qlo bahas perselingkuhan...(PANAS)
hahahaha...ga nyambung ya?
soal sendiri ato berpasanagan, kembali lagi pada pilihan org tsb, coz hidup itu harus memilih, dan yg sulit itu adalah menentukan pilihan, apakah pilihan itu sudah baik dan benar atau tidak...mengenai pendapat miring org tentang single??? 'peduli setan' hahaha...maksudnya...EGP...selama qta happy...lanjutkan... :)
kebetulan saat ini aku punya anak perempuan, so tugas aku adalah mendidik dia menjadi anak yg baik, dengan basic agama yg kuat, sehingga punya bekal yang "cukup" untuk menghadapi dunia luar ... AMIN

ami said...

@eka maminya skunyos, yang namanya selingkuh pada umumnya sudah pasti melibatkan seorang laki dan seorang perempuan *kecuali orang2 bigami kali yaa :(*. dan memang betul ka, punya anak laki ato perempuan harusnya nasehatnya sama, jangan berselingkuh. gitu kali ya ka.
@indah, maksud kamu perempuan harus kuat tidak tergoda untuk menggoda atau dari godaan laki2 yang mencoba menggoda atau tergoda oleh kita ?? wiuh ampe mlintir nih tangan ngetik kata2 goda menggoda :). betul memang apapun kesalahan tetap pada keduanya yang tergoda dari godaan untuk berselingkuh.
@iie, bisa dimengerti kalo ga mo ngebahas hal yang membuat sensi. mengenai didik mendidik, sebetulnya mendidik anak perempuan atau laki sama aja, maksudnya stressing mengenai hal2 tertentunya sama.
aku ingat banyak yang mengatakan, punya anak perempuan lebih berat untuk mendidik, kalo hamil ortunya yang salah. hlah anak perempuan hamil kan ada yang menghamili, dan berkelamin laki2 to pasti. so, punya anak laki juga harus bisa mendidik agar tidak menghamili anaknya orang.
begitu kali ya ie

- said...

Mbak Ami, kalau pada lelaki, naluri hewaniahnya adalah membuahi, saya jadi bertanya-tanya, kalau pada perempuan apa ya?
Melindungi anaknya, barangkali. Pengalaman mengamati Kucing betina saya ketika beranak, menjadi lebih galak. Ada garong yang mendekat, seketika digampar. Seorang Ibu juga begitu, meski anaknya keliru, tetap saja berusaha dilindungi (dibela).

ami said...

@eka. betul salah satu sifat betina melindungi anak2nya. kayak ayam tuh ka, coba kamu gangguin anaknya, waaah bisa di kejar2 kitanya hehehe. tapi bener itu ka, aku yang dah jadi ibu, terasa banget, kalau urusan anak, tandukku bisa keluar panjang dan menyala merah wahaha, gitu kata suami. eeeh tapi kalau aku engga membabi buta tuh ka, aku akan lihat dulu permasalahannya, kalau anakku yang salah, aku akan fair mengajari anak untuk berani mengakui dan meminta maaf