Pages

Tuesday, December 29, 2009

mati tiap saat

Gratcia-san : Saya selalu merasa bahwa sebagian dari diri manusia mati setiap hari, dalam pandangan saya sembari kita berjalan ke depan, tubuh kita rontok sedikit demi sedikit, sampai akhirnya kita benar2 mati secara jasmaniah.

Eka-chan : Ya, Gratcia-san. Saya tahu itu benar. Tapi kira-kira, kapan itu mulai terjadi? "Sembari kita berjalan ke depan". Kapan tepatnya manusia bisa disebut benar-benar berjalan? Lalu, hanya jasmanikah, atau intelektualnya juga ikut meranggas?

*Bukan hanya untuk empunya pernyataan, tapi untuk semua yang membaca ini, mohon haturkan jawabannya. Atau barangkali ada juga yang menyimpan pertanyaan yang sama (apa hanya saya?). Mumpung masih hangat, saya tanya sekarang lebih baik, daripada nanti malam terusik, sampai pikiran jungkir balik.

5 comments:

Miss G said...

Saya tidak tahu "kapan" secara ilmiahnya, sebab hal ini adalah sebuah gambaran mental yang saya peroleh sejak Opa saya meninggal ketika usia saya 9 tahun. Saya tidak bisa menjelaskan secara logika, atau mungkin dengan memakai referensi ilmiah tertentu, namun.. saya pernah dapat membayangkan dengan sangat jelas, tapi tidak menakutkan, betapa setiap orang yg saya kenal atau yg saya temui seakan-akan seperti orang-orang pasir yang terus-terus luruh sembari mereka bergerak.

Itu adalah gambaran paling mengesankan bagi saya.

Winda Krisnadefa said...

sekali lagi, aku suka sekali dengan kalimat kamu, G : saya selalu merasa bahwa sebagian dari diri setiap manusia mati setiap hari, dalam pandangan saya sembari kita berjalan ke depan, tubuh kita sesungguhnya rontok sedikit demi sedikit, sampai akhirnya kita benar2 mati secara jasmaniah.

Tapi pertanyaan kapan sesungguhnya kita mulai berjalan, mungkin saat kita bisa memberi manfaat kepada orang2 sekitar kita, itulah saat kita mulai bergerak dan berjalan ke depan, sambil kemudian meninggalkan jejak sekeping demi sekeping dari bagian tubuh kita (kenangan) sampai akhirnya kita habis secara jasmaniah (mati)...
hiks...berat nih...heheheheee

Anika Wahyu B. said...

Mb eka, demi talak satu! Ini berat sekali buat kapasitas intelektual sy yg jongkok sekali.
Saya juga tidak tau kapan manusia mulai berjalan. Kalau Litu dulu umur 1tahun 1bulan. Mb eka kpn?
*dipentung*
Baiklah sy coba d(u)arius!

Anika Wahyu B. said...

Jasmani senantiasa berjalan ke depan. Tapi tidak dgn intelektual. Start nya tidak tentu. Jalannya kadang maju kadang mundur. Dan sy rasa intelektual tidak mesti berbanding lurus dgn meranggasnya jasmani.

ami said...

sepertinya yang pasti semenjak detik pertama kita lahir artinya satu detik masa kehidupan kita berkurang. meskipun secara fisik ada pertumbuhan tetapi masa hidup kita terus berkurang. mmmm ngga ilmiah sama sekali nih :)